Sabtu, 26 Maret 2011

RHIZOBIUM DAN CMA BERPENGARUH POSITIF PADA TANAMAN KEDELAI

Salah satu jenis tanah yang mendominasi lahan di Indonesia ialah tanah tua atau jenis tanah Ultisols, yang telah mengalami pelapukan dan kesuburan yang rendah (Pujianto, 2001). Luas tanah Ultisol di Indonesia mencapai 48,3 juta ha atau sekitar 58% dari luas lahan kering di Indonesia (Hasanudin dan Gonggo, 2004).
Pemanfaatan tahan mineral masam, khususnya Ultisol memiliki banyak kendala karena tingginya kemasaman tanah yang menyebabkan tingginya konsentrasi Al dan Fe yang bersifat racun bagi tanaman, rendahnya kandungan hara dan resistensi hara yang tinggi (Sanchez, 1992). Rendahnya kadar bahan organik yang menyebabkan sedikitnya populasi dan aktivitas mikroorganisme tanah dan rendahnya aktivitas liat yang berpengaruh pada pertukaran ion dalam tanah rendah (Hardjowigeno, 1993). Sehingga tanaman yang tumbuh pada kondisi ini, tidak mampu menyerap hara, karena sistem perakaran dan unsur hara rendah (Bertham et al., 2005). Ketersediaan unsur hara pada Ultisol akan menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang optimal dan berkaitan langsung dengan hasil yang akan diperoleh.
Tingginya harga pupuk sekarang ini, menyebabkan petani beralih untuk menanam komuditi lain yang tidak memerlukan jumlah pupuk dalam jumlah banyak, khususnya petani kedelai. Kedelai merupakan salah tanaman kacang-kacangan yang mempunyai kegunaan dalam kehidupan manusia baik untuk sumber protein nabati, bahan pakan ternak dan bahan baku industri (Bertham, 2002).
Produksi kedelai selama lima tahun terakhir mengalami penurunan tajam karena berbagai faktor, termaksud diantaranya : mahalnya harga pupuk buatan akibat meningkatnya harga BBM, rendahnya produktivitas lahan, kurang tersedianya bibit unggul dan lahan yang terbatas serta kegagalan panen (Maryanto, et al., 2002). 
Banyak usaha yang dilakukan untuk dapat meningkatkan produktivitas tanah Ultisol, seperti pengapuran dan pemberian pupuk buatan, Namun, usaha tersebut belum berhasil dengan baik (Hasanudin, 2003). Penggunaan pupuk buatan, selain memerlukan biaya dan energi yang relatif besar, juga menimbulkan dampak negatif bagi lingkingan (Hasanudin, 2002).karena itu perlu adanya alternatif lain yang dapat mengatasi kendala tanah mineral masam serta pupuk yang diterima konsumen dan ramah lingkungan. Salah satunya dengan pemanfaatan pupuk hayati.
Mikroba tanah yang dapat digunakan sebagai pupuk hayati, adalah Rhizobium sebagai Bakteri Penambat Nitrogen dan Cendawan Mikoriza Arbuskula. Bakteri penambat nitrogen khusunya dari kelompok rhizobia adalah bakteri yang hidup dalam bintil akar yang bersimbiosis dengan tanaman legum untuk menambat nitrigen dari udara (Sabba Rao, 1994). Rhizobium sebagai penambat nitrogen memiliki manfaat bagi tanaman yang tumbuh di tanah Ultisol. Bakteri ini memiliki pertumbuhan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan rhizobia lainnya (Holt et al., 1994). Bakteri rhizobium hidup secara bebas dalam tanah dan dalam daerah perakaran baik pada tanaman leguminosa dan nonleguminosa.
Mikoriza adalah suatu bentuk asosiasi simbiotik antara akar tumbuhan tingkat tinggi dan miselium cendawan tertentu (Smith dan Read, 1997). Salah satu cendawan  pembentuk mikoriza yang sekarang sedang populer adalah Cendawan Mikoriza Arbuskula yang dapat digunakan sebaagai pupuk hayati. CMA adalah cendawan tanah yang bersimbiosis dengan akar tanaman dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman, karena dapat meningkatkan serapan beberapa unsur hara tanaman, mencegah keracunan logam berat termasuk Al dan meningkatkan kebugaran tanaman sehingga tanaman lebih tahan terhadap serangan jasad patogen.
Ilmuan telah banyak membuktikan bahwa CMA dapat meningkatkan serapan hara baik hara mikro maupun makro, sehingga penggunaan CMA dapat dijadikan sebagai alat biologis untuk menggunakan dan mengefisienkan penggunaan pupuk (Bertham, 2006a). Selain itu hasil penelitian Bertham (2002) menunjukkan bahwa pemberian CMA dapat meningkatkan bobot kering bagian atas tanaman sebesar 50% dan bobot kering akar sebesar 42.86%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar