Jumat, 25 Maret 2011

INTEGRASI


Univ           

PENDAHULUAN

Pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang. Pertanian terpadu melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahap dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu, serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Dengan pertanian terpadu ada pengikatan bahan organik di dalam tanah dan penyerapan karbon lebih rendah dibanding pertanian konvensional yang menggunakan pupuk nitrogen dan sebagainya. Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan. Pada kawasan tersebut sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman, peternakan maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi limbah, karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen lainnya. Di samping akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai.
Selain hemat energi, keunggulan lain dari pertanian terpadu adalah petani akan memiiki beragam sumber penghasilan. Sistem Pertanian terpadu memperhatikan diversifikasi tanaman dan polikultur. Seperti petani yang memiliki lahan sawit, selain berkebun sawit juga memelihara beberapa ekor sapi. Sapi dan sawit memiliki hubungan yang sangat erat yaitu dalam kelangsungan hidupnya. Sapi memerlukan pakan dari sawit, sedangkan sawit memerlukan pupuk untuk menyurburkan tanaman. Di sinilah letak keuntungan petani dalam menerapkan pertanian terpadu. Selain memperoleh hasil sawit petani juga memperoleh daging dan susu dari sapi. Contoh lain, seorang petani bisa menanam padi dan bisa juga beternak kambing atau ayam dan menanam sayuran. Kotoran yang dihasilkan oleh ternak dapat digunakan sebagai pupuk sehingga petani tidak perlu membeli pupuk lagi. Jika panen gagal, petani masih bisa mengandalkan daging atau telur ayam, atau bahkan menjual kambing untuk mendapatkan penghasilan.
Pertanian terpadu merupakan pilar kebangkitan bangsa Indonesia dengan cara menyediakan pangan yang aktual bagi rakyat Indonesia. Dalam segi ekonomi pertanian terpadu sangat menguntungkan bagi masyarakat karena output yang dihasilkan lebih tinggi dan sistem pertanian terpadu ini tidak merusak lingkungan karena sistem ini ramah terhadap lingkungan. Output dari pertanian terpadu juga bisa digunakan. Selain itu, limbah pertanian juga dapat dimanfaatkan dengan mengolahnya menjadi biomassa.
BETERNAK  SAPI  DI  PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Sektor pertania merupakan salah satu pilar pembangunan bangsa Indonesia. Dimana Indonesia merupakan negara agraris, negara yang sesuai untuk pertanian. Pertanian yang di terapkan di Indonesia beraneka ragam, yaitu mulai dari beternak, berkebun, bersawah dan lain sebagainya. Perkebunan yang sangat marak di Indonesia adalah perkebunan kelapa sawit. Di berbagai provinsi di Indonesia dewasa ini marak akan perkebunan kelapa sawit, hal ini dimungkinkan karena pengelolaannya tidak begitu rumit serta perkerjaanya santai.
 Perkebunan sawit di Indonesia mulai mengarah pada pertanian terpadu yaitu sekitar tahun 2000. Yang dimaksud dengan terpadua adalah pemanfaatan seluruh sektor energi yang yang memiliki nilai ekonomis dan ramah lingkungan. Salah satu contoh, petani berkebun sawit juga memelihara sapi, paduan ini disebut dengan integarsi sapi-sawit. Pola integrasi ini telah dicanangkan oleh Menteri Pertanian sebagai “Program Nasional” yang dideklarasikan pada tanggal 10 September 2003 di Bengkulu.
Penerapan pola integrasi tersebut pada awalnya ditujukan untuk mengatasi kesulitan pemanen dalam mengangkut TBS karena topografi wilayah yang berbukit/bergelombang sehingga menyulitkan pemanen untuk mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) dari tempat pemanenan ke TPH (tempat penampungan sementara). Dengan diterapkannya pola integrasi sapi-sawit, kegiatan pengangkutan hasil panen dilakukan dengan memanfaatkan tenaga sapi baik dengan gerobak ataupun diangkut di punggung sapi. Dengan pemanfaatan tenaga sapi ini, kegiatan pengangkutan menjadi lebih efisien sehingga areal kerja pemanen bisa bertambah dari sebelumnya 10 Ha menjadi 15 Ha.
Di Bengkulu pola integrasi sapi-sawit pertama kali diterapkan di PT. Agricinal Bengkulu Utara. Selain PT. Masyarakat mulai menyadari bahwa berkebun sawit sekaligus beternak sapi sangatlah bagus. Selain mendapatkan tenaga dari sapi, petani juga memperoleh pupuk kandang dari kotor sapi itu sendiri, daging dan tenaganya.
            Paduan ini juga dapat mengoptimalkan produksi daging sapi lokal, yang selama ini Indonesia selalu mengimfor daging dari Australi dan AS, petani juga tidak mengelurkan biaya lain untuk membeli pupuk karena pupuk kandang sudah ada yaitu dari kotoran sapi. Pemerintah berharap dengan adanya kebijakan ini, tingkat perekonomian para petani mulai meningkat(sejahtera).





Right Arrow: Sumber pakan hijau dan limbah sawitSistem pola sawit-sapi yang dicanangkan oleh pemerintah.
                                                                                                                       
Left Arrow: Sumber kompos,  pemakan gulma,  pengangkut TBS                                                                        

Pola pertanian terpadu sapi-kelapa sawit yang diterapkan telah mendatangkan berbagai manfaat sebagai berikut :
Bagi petani
- Meringankan pengangkutan TBS sehingga produktivitas pemanen meningkat
- Meningkatkan pendapatan pemanen / petani hingga 2-3 kali lipat yang berasal dari peningkatan produktivitas, hasil pupuk kandang, dan hasil ternak.
- Sapi bermanfaat untuk membersihkan tanaman di sekitar piringan kela sawit yang menjadi tugas pemanen
- Produksi daging lokal akan meningkat sehingga mengurangi tingkat infor daging dari luar

REFERENSI
Diwyanto, K., D. Sitompul, I. Manti, I-W Mathius dan Soentoro. 2004. Pengkajian Pengembangan Usaha Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Prosiding Lokakarya Nasional Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Departemen Pertanian bekerjasama dengan PemProp. Bengkulu dan PT. Agricinal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar